jacksondwj.com

Kebrutalan Meningkat Pasca-Kudeta

jacksondwj.com – Myanmar telah terjerumus ke dalam kekacauan sejak kembalinya junta militer ke tampuk kekuasaan. Ribuan nyawa telah hilang dengan penahanan massal terhadap aktivis pro-demokrasi. Kekuatan militer, yang semakin menunjukkan kebrutalan mereka, telah memperluas cengkeraman kekuasaan mereka, khususnya di daerah pedesaan, melalui taktik yang semakin represif.

Peningkatan Represi dan Penahanan

Junta telah menindak dengan keras, menangkap dan memenjarakan pembangkang dan warga yang menentang rekrutmen militer. Dengan semakin banyaknya penahanan, perlakuan terhadap tahanan telah menjadi semakin mematikan.

Kondisi Penjara yang Membahayakan Jiwa

Menurut laporan dari kelompok hak asasi manusia, lebih dari 100 tahanan telah kehilangan nyawa mereka di penjara selama dua bulan pertama tahun ini, akibat penyiksaan atau karena kondisi penjara yang tidak manusiawi. Penjara-penjara yang dikelola oleh militer dilaporkan kekurangan makanan, sanitasi, dan layanan kesehatan yang memadai, serta penuh dengan tindakan penyiksaan.

Kesaksian dari Seorang Tahanan yang Dibebaskan

Myar Reh, seorang aktivis mahasiswa pro-demokrasi yang dibebaskan dari penjara di awal tahun, membagikan pengalaman mengerikan selama hampir tiga tahun penahanannya, termasuk disiksa dengan kejam oleh penjaga penjara.

Kebijakan Wajib Militer dan Taktik Intimidasi

Junta telah mengumumkan kebijakan wajib militer yang berpotensi digunakan untuk membenarkan penangkapan massal terhadap mereka yang menolak mengikuti kebijakan tersebut, dengan konsekuensi hukuman penjara.

Klaim Junta tentang ‘Pembersihan’ Penjara

Junta berjanji akan membersihkan penjara dan membebaskan ribuan tahanan, namun sejarah menunjukkan bahwa amnesti serupa di masa lalu diikuti oleh penangkapan ulang terhadap mereka yang telah dibebaskan. Bukti pembangunan fasilitas penjara baru menambah kekhawatiran akan penahanan lebih lanjut.

Dampak Fatal Tahanan

Kematian dalam penjara, seperti yang dialami oleh Ko Yar Shin dan Ko Pyae Phyo Aung, menggarisbawahi kelalaian medis dan penganiayaan yang terjadi di dalam penjara militer. Data menunjukkan hampir 120 pembangkang tewas dalam tahanan di dua bulan pertama tahun ini, menurut Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik.

Rekam Jejak Penyiksaan Militer

Tatmadaw telah lama terkenal dengan tindakan mereka yang kejam, termasuk pemboman terhadap warga sipil dan penyiksaan terhadap kelompok etnis minoritas serta aktivis pro-demokrasi. U Bo Kyi dari AAPP mengingatkan bahwa penyiksaan telah menjadi praktek standar militer selama beberapa dekade.

Konflik di Loikaw

Pemberontakan di Loikaw menyoroti situasi berbahaya bagi para tahanan, yang merasa menjadi sandera atau perisai manusia. Kondisi penjara yang sudah mengerikan semakin memburuk seiring dengan konflik yang berkepanjangan.

Situasi yang berkembang di Myanmar menunjukkan pelanggaran hak asasi manusia yang terus menerus oleh junta militer. Krisis kemanusiaan ini memerlukan perhatian dan tindakan dari komunitas internasional untuk mendukung rakyat Myanmar yang menderita di bawah rezim militer yang otoriter.