jacksondwj.com – Prabowo Subianto, Presiden Indonesia yang baru terpilih, telah memilih Beijing sebagai destinasi pertama dalam rangkaian kunjungan kenegaraannya pasca-Pemilihan Presiden 2024. Dalam pertemuan dengan Presiden China, Xi Jinping, Prabowo menegaskan komitmennya untuk meneruskan dan memperkuat hubungan bilateral yang telah dibina oleh Presiden Joko Widodo.
Menurut laporan media China, Prabowo menyatakan dukungannya yang penuh untuk memajukan hubungan antara Indonesia dan China yang lebih intim, sejalan dengan kebijakan persahabatan yang telah dijalankan oleh Presiden Jokowi.
Pemerintahan baru Indonesia di bawah Prabowo dijelaskan akan berfokus pada penyelarasan strategi pembangunan antar kedua negara, dengan harapan mencapai kemajuan lebih besar dalam sektor-sektor seperti ekonomi, perdagangan, dan pengentasan kemiskinan.
Xi Jinping, menyambut Prabowo sebagai ‘teman lama rakyat China’, menyatakan bahwa China melihat hubungan dengan Indonesia sebagai kemitraan strategis jangka panjang dan mengungkapkan kesediaan untuk memperdalam kerjasama strategis yang komprehensif.
Prabowo, yang berusia 72 tahun dan akan dilantik pada bulan Oktober, memenangkan pemilu dengan dukungan dari Presiden Jokowi yang segera akan meninggalkan jabatan, serta dengan keberhasilan menarik dukungan melalui pencalonan putra Jokowi sebagai wakil presiden.
Xi menyatakan bahwa kesuksesan hubungan bilateral antara China dan Indonesia terletak pada penghormatan terhadap otonomi strategis, kepercayaan mutual, dan kerjasama yang erat.
Pilihan Prabowo untuk mengunjungi China sebelum negara-negara tetangga menandai penguatan hubungan yang telah berkembang di bawah administrasi Jokowi. China telah menjadi mitra dagang penting bagi Indonesia dan berkontribusi dalam proyek-proyek besar seperti kereta api cepat Jakarta-Bandung.
Mengikuti jejak Jokowi, yang pertama kali mengunjungi China setelah pelantikannya tahun 2014 untuk APEC, Prabowo menegaskan kembali pentingnya hubungan dengan China.
Sebagai Menteri Pertahanan yang kini menjadi kepala negara, Prabowo dihadapkan pada tantangan geopolitik, termasuk dinamika pengaruh antara China dan Amerika Serikat di kawasan. Prabowo telah menyatakan komitmen Indonesia pada kebijakan non-blok dan mempertahankan hubungan baik dengan kedua negara tersebut.
Tantangan lain yang mungkin muncul adalah klaim China di Laut China Selatan, yang berpotensi menjadi titik tegang dalam hubungan bilateral. Meskipun klaim tumpang tindih belum menjadi sumber konflik utama antara Indonesia dan China, Xi menyampaikan keinginan China untuk meningkatkan kerja sama maritim dengan Indonesia.
Kunjungan Prabowo Subianto ke Beijing merupakan langkah penting dalam menjaga dan memperkuat hubungan Indonesia-China. Dengan mencermati sejarah dan potensi masa depan, kunjungan ini diharapkan dapat membuka lembaran baru dalam diplomasi dan kerjasama bilateral antara kedua negara.