Pancong
Asal Usul Kue Pancong Yang Menjadi Keaslian Kuliner Betawi Di Tengah Perubahan Zaman

jacksondwj.com – Kue Pancong, yang juga dikenal dengan sebutan “kue rangi” di beberapa daerah, adalah salah satu kue tradisional yang berasal dari masyarakat Betawi di Jakarta. Kue ini terbuat dari campuran tepung beras atau tepung tapioka dengan kelapa parut, yang kemudian dipanggang dalam cetakan khusus sehingga memiliki tekstur yang garing di luar namun tetap lembut di dalam. Kue Pancong sering dihidangkan dengan taburan gula pasir atau saus kinca (gula merah cair). Artikel ini akan menyajikan gambaran tentang asal usul dan kekhasan kue pancong sebagai bagian dari kekayaan kuliner Betawi.

Sejarah dan Konteks Budaya

  1. Akar Budaya Betawi: Kue pancong adalah bagian dari warisan budaya Betawi yang kaya. Betawi sendiri adalah etnis yang terbentuk dari akulturasi berbagai suku bangsa yang ada di Batavia (nama lama Jakarta), termasuk pengaruh Arab, Portugis, Cina, dan Belanda.
  2. Pengaruh Masyarakat Pesisir: Sebagai masyarakat yang banyak bermukim di pesisir, masyarakat Betawi memiliki tradisi menggunakan kelapa dalam masakan mereka, yang juga tercermin dalam pembuatan kue pancong.

Bahan dan Proses Pembuatan

  1. Bahan Utama: Tepung beras atau tepung tapioka, kelapa parut, sedikit garam, dan air menjadi komposisi dasar adonan kue pancong.
  2. Teknik Pembuatan: Adonan tersebut dimasukkan ke dalam cetakan khusus yang terbuat dari besi atau tanah liat yang telah dipanaskan. Cetakan yang berlubang-lubang ini memberikan tekstur khas pada kue pancong.
  3. Proses Panggang: Kue pancong dipanggang di atas arang atau kompor gas hingga matang, yang memberikan aroma khas dan rasa gurih dari kelapa parut yang terbakar sedikit.

Persebaran dan Popularitas

  1. Penyebaran: Meskipun berasal dari Betawi, kue pancong dapat ditemukan di berbagai wilayah Indonesia dengan variasi nama dan sedikit perbedaan dalam resep atau cara penyajian.
  2. Kue Jalanan Populer: Kue pancong dikenal sebagai salah satu kue jalanan yang populer, sering dijual di pinggir jalan atau pasar-pasar tradisional.

Nilai Nutrisi

Mengandung energi dari karbohidrat dan lemak yang baik dari kelapa parut, kue pancong menyediakan asupan energi yang cukup bagi penikmatnya.

Aspek Sosial dan Budaya

  1. Pelestarian Kuliner Betawi: Kue pancong merupakan salah satu aspek penting dalam usaha pelestarian kuliner khas Betawi.
  2. Identitas Komunal: Kue ini tidak hanya sekedar makanan, namun juga menjadi bagian dari identitas dan kebanggaan masyarakat Betawi.

Pelestarian dan Warisan Kuliner

  1. Edukasi dan Promosi: Pentingnya mengedukasi generasi muda tentang sejarah dan cara pembuatan kue pancong merupakan langkah vital dalam pelestarian kuliner ini.
  2. Potensi Wisata Kuliner: Kue pancong memiliki potensi untuk diangkat sebagai ikon wisata kuliner khas Jakarta, mengundang penasaran para wisatawan.